Senin, 04 Mei 2009

SEKS : REPRODUKSI / REKREASI ?

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini, bukan hanya manusia yang memiliki naluri seksual, binatang bahkan tumbuhan pun memiliki naluri seksual. Dalam biologi, seks merupakan proses pemaduan dan penggabungan sifat-sifat genetik untuk mewariskan ciri-ciri suatu spesies agar tetap lestari (reproduksi). Namun dewasa ini perilaku seks semakin menjadi – jadi. Hampir setiap hari muncul berita di televisi, mulai pencabulan, pemerkosaan, sampai adegan mesum sepasang muda mudi yang sedang dimabuk asmara, dan untungnya, eh sialnya yang tidak terekspose lebih banyak dari itu layaknya fenomena gunung es. Seks telah dialihfungsikan sebagai rekreasi tanpa melihat fungsi yang sebenarnya (reproduksi). Free seks mulai menjangkiti kehidupan anak muda, gaya hidup barat yang seakan – akan melegalkan free sex telah diadopsi oleh bangsa kita tanpa melihat adat ketimuran yang selama ini melekat di dalam masyarakat.

FREE SEX DAN GAYA HIDUP MAHASISWA

“Free sex??” apa yang ada dalam pikiran kalian jika mendengar kata ini?? Sikap menyimpangkah, prostitusikah, kenikmatan sesaat, atau bahkan biasa – biasa saja?? Dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa yang mengalami masalah kehidupan seks terus bertambah akibat pola hidup seks bebas, karena pada kenyataannya pengaruh seks bebas yang mereka terima jauh lebih kuat dari kontrol yang mereka miliki maupun pembinaan secara keagamaan. Seks bebas dikalangan mahasiswa bukan sesuatu yang baru, mulai hanya seks dengan pacar sampai double job menjadi ayam kampus sudah akrab di telinga kita. Lalu apakah kita hanya diam dan menutup mata??
Pada dasarnya, pergaulan bebas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : agama dan iman, lingkungan (orang tua, teman, media dsb), pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan, sampai karena perubahan jaman. Apapun itu, perilaku seks bebas kaum intelektual ini tidak pernah habis dan selalu menarik untuk dibicarakan, mulai dari seks atas nama cinta (pacaran) bahkan sampai jual beli “ayam” di dalam kampus yang notabene merupakan wilayah pendidikan. Mahasiswa yang bisa “dipakai” oleh mahasiswa lain maupun pria – pria “petualang seks” melakukan hal tersebut hanya untuk sekedar menambah uang saku. Ironis memang, kalau melihat harga diri dijual hanya untuk penambah uang saku, tapi memang seperti itu realita di lapangan. Tidak hanya itu, seorang mahasiswa yang kami (redaksi) temui mengaku melakukan seks hanya untuk kesenangan saja. “Kamu suka aku suka.Ya udah, ngamar!”.
Tidak heran kasus seks bebas tiap tahunnya terus meningkat, seperti yang diungkapkan salah satu konselor PILAR PKBI yang sempat kami temui. Ia menyatakan bahwa kasus seks bebas dikalangan mahasiswa di kota Semarang yang diambil dari 500 sample mahasiswa perguruan tinggi baik itu pria maupun wanita pada bulan Maret mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya, tapi sayang data terbaru tersebut belum dipublikasikan oleh pihak PILAR PKBI sehingga kami tidak dapat menampilkan di bulletin ini. Namun disini dapat kita tarik kesimpulan bahwa walaupun semakin gencar pemerintah dan LSM yang memberikan penyuluhan terhadap bahaya seks bebas tetap saja kasusnya terus meningkat. Lika - liku sisi gelap mahasiswa memang telah ada sejak lama, namun sangat marak dibicarakan beberapa tahun belakangan. Entah karena melonjaknya “pemain” di dunia hitam atau karena era informasi yang semakin terbuka, bebas dan tidak terbendung menyebabkan fenomena – fenomena yang selama ini tertutup rapat tersebut muncul ke permukaan. Disitulah kita sebagai mahasiswa harus pandai – pandai memilih dan memilah mana yang baik dan buruk. Tetapi sialnya suatu hal dikatakan baik dan buruk merupakan suatu persepsi yang bersifat personal maka semua benar menurut pandangan mereka masing – masing. Tetapi norma – norma yang berlaku di masyarakat dan agama jelas – jelas melarang perilaku seks bebas. Lalu mengapa masih banyak yang melanggar?? Apakah itu suatu pembuktian bahwa free seks memang nikmat dan menyenangkan atau merupakan pertanda hilangnya suatu tatanan dan kepercayaan terhadap adanya azab dan kebaradaan Tuhan???Mari kita renungkan sejenak...
Renungkan dulu sejenak, bandel amat dibilangin!
Oke kita lanjutkan.

Dari penelusuran kami (redaksi) ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks (dengan pacar) yaitu:
1. Pegangan tangan (hal yang masih terlihat wajar)
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening (mengaku atas nama cinta)
3. Ciuman bibir
4. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
5. Oral (meraba / merangsang ke bagian-bagian yang sensitif)
6. Melakukan hubungan seks

Ada kesan pada sebagian remaja atau mahasiswa bahwa seks itu menyenangkan, puncak rasa kecintaan yang sangat menyenangkan tanpa melihat ajaran agama serta mematikan wibawa institusi pernikahan. Berkembang pula opini seks adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba (sexpectation). Parah!!!

SEKS SEBAGAI REKREASI

Seks dewasa ini tidak hanya berorientasi pada reproduksi tetapi juga untuk rekreasi, maksudnya adalah seks hanya dilihat dari segi kenikmatannya saja tanpa peduli efek buruknya. Kalau itu dilakukan dengan pasangan yang sah tidak masalah tetapi pada kenyataannya banyak yang melakukan dengan pacar, teman, atau bahkan para pekerja seks komersial (PSK). Pada dasarnya seks memiliki banyak manfaat. Menurut kajian, tubuh seseorang akan mengeluarkan bahan kimia seperti endorphins yang berfungsi mencegah kesakitan dan mendatangkan ketenangan. Disamping itu seks akan meransang pengeluaran bahan Oxytocin yang menghasilkan rasa tenang dan damai. Menurut Majelis Penyelidikan Sains Manusia, sentuhan juga merangsang pengeluaran hormon serotonim yang meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus mencegah seseorang terjangit penyakit. Dan satu lagi yang cukup mencengangkan yaitu membuat awet muda. Ini dijelaskan oleh Dr David Weeks seorang pakar neuropsikologi dari Hospital Royal Edinburgh yang membuat kajian selama 10 tahun mengenai pengaruh hubungan seks dengan kesehatan mendapati mereka yang melakukankan hububungan seks (dengan 1 orang saja) kurang lebih 3 kali seminggu kelihatan 10 tahun lebih muda dari usianya. Dan sebaliknya, Dr Weeks mengatakan bahwa mereka yang betukar-tukar pasangan, tidak akan mengalami perubahan positif tapi ia akan mengalami perubahan negatif akibat perbuatan free seks tersebut.

TANGGAPAN MAHASISWA UNISBANK

Seks, free sex dan banyak hal sudah kita bahas di atas. Lantas seperti apakah tanggapan teman – teman mahasiswa?? Mari kita simak bagaimana tanggapan beberapa mahasiswa yang berhasil kami mintai pendapatnya mengenai free sex.

Dwi Sulistyo
Ketua Umum BAI UNISBANK
“..agama melarang free sex ( zina ) bahkan saling berjabat tangan atau saling memandang antara laki – laki dan perempuan yang bukan muhrimnya pun dilarang. Disini jelas Islam melarang suatu perzinaan.
Jessika Krismadewi
Ketua PMK Sion
“.. dekatin diri pada Tuhan dan harus setia dalam hal kecil, maksudnya hindari dosa – dosa yang kecil karena dari yang kecil bakal merembet menjadi besar”.
Tuhan berfirman, “Berkatilah dan bertambah banyaklah!”

KESIMPULAN DAN SARAN

Sudah jelas bahwa seks bebas merupakan perilaku yang tidak benar dan membawa berbagai efek buruk, jadi saran dari kami apabila belum pernah mencoba lebih baik menghindari dan tidak melakukannya tetapi apabila sudah terjerumus dalam perilaku hidup yang demikian dan susah untuk berhenti, maka sebaiknya pakailah alat pengaman untuk mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit kelamin serta mengurangi resiko kehamilan di luar nikah. Tetap setia terhadap pasangan, jangan bergonta – ganti itu cukup mengurangi resiko penularan penyakit seksual (PMS). Dan apabila sudah mampu menikah, menikahlah karena seks dengan pasangan yang sah memiliki lebih banyak fungsi positif daripada seks bebas.

Allah berfirman, “Janganlah kamu mendekati kepada zina, sesungguhnya Zina itu adalah satu perbuatan yang keji. Dan satu jalan yang buruk” (Al-Isra’:32)

Sabda Nabi Muhammad, “Wahai pemuda,siapa diantara kalian sanggup untuk bernikah maka nikahlah. Sesungguhnya dengan pernikahan, penglihatan akan lebih terpelihara dan kemaluan akan lebih terjaga.”

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More