Selamat datang di blog LPM SWASTI.

“LPM SWASTI” atau Lembaga Pers Mahasiswa Swara Universitas Stikubank yang berdiri sejak 1 Suro 1412 H merupakan wadah pembelajaran dunia jurnalistik ( Pers Mahasiswa ) yang kritis, bebas, dewasa dan bertanggungjawab yang berisi kaum intelektual muda UNISBANK ( mahasiswa ). Hal inilah yang secara naluri membentuk citra “SWASTI” sebagai Media Introspeksi, Koreksi dan Proyeksi Mahasiswa.

“BILA MULUTMU DIBUNGKAM, GUNAKAN PENAMU UNTUK BERBICARA !!!!”


Kamis, 05 Februari 2009

PERSPEKTIF MAHASISWA, REALITAS PASCA MERGER

Merger adalah a combination of two or more corporations, where the dominant unit absorbs the passive unit, the former continuing operations, usually under the same name (Encyclopedia of Banking and Finance).*

Dalam pengertian yang diberikan pada rumusan di atas jelas bagi kita merger merupakan suatu bentuk penggabungan dua badan usaha, dimana badan usaha yang menggabungkan diri bubar demi hukum, masuk ke dalam badan usaha lainnya yang tetap ada dengan nama yang sama. Walaupun demikian seluruh asset, hak dan kewajiban dari badan hukum yang bubar tersebut tidaklah menjadi hilang sama sekali, melainkan diabsorp atau dengan kata lain diambilalih oleh perusahaan yang masih tetap ada tersebut.

Merger ternyata juga merambah ke dunia pendidikan tinggi. Dalam kasus sinergi bagi kedua organisasi ini, diharapkan interaksi yang terjadi bisa menjadikan sebuah perusahan ataupun organisasi saling menguntungkan.

Sinergi merupakan kata sakti yang menjadi alasan perusahaan-perusahaan untuk melakukan merger. Dengan melakukan sinergi, mereka berharap bisa memperoleh banyak manfaat. Ini bisa mencakup banyak hal, mulai dari penghematan biaya, perluasan pasar, penguasaan teknologi, akses dana yang lebih besar, dan masih banyak lagi. Namun, tak selamanya proses merger itu sukses menciptakan sinergi.

Dalam realitas sekarang merger UNISBANK dan STIE STIKUBANK dihadapkan pada masalah yang serius yaitu menciptakan sinergi sehingga tujuan utama dari merger terwujud. Disini peran semua civitas akademik di lembaga ini sangat dibutuhkan, baik dari pucuk pimpinan, dosen, mahasiswa hingga karyawan.

Sudah satu tahun lebih keputusan merger disepakati dan dilaksanakan, tetapi kenyataan dilapangan masih banyak benturan – benturan budaya yang belum bisa teradaptasi dengan baik. Baik dari mahasiwa, dosen, maupun karyawan. Bahkan banyak pendapat dari mahasiswa yang bernada sinis, “sebenarnya niat merger atau tidak!, kok tidak nampak jelas kemana arahnya!”. Opini-opini mahasiswa ini jika terus mengalir tanpa ada arah kemana menuju, maka akan menjadikan “ tsunami” yang bisa meluluhlantakkan sendi-sendi kepercayaan yang hendak terangkai saat ini.

Survey yang kami lakukan secara sederhana dengan menyebar angket kepada mahasiswa UNISBANK dengan metode pangambilan sample acak (random samping) dengan memberikan 100 angket kepada mahasiswa. Dimana pebagian angket dibagi kepada mahasiswa yang ada di kampus kendeng dan mahasiswa dikampus mugas. untuk mengetahui bagaimanakah perspektif mereka terhadap kinerja dan pelayanan yang mereka terima selama pasca merger. Bagian-bagian yang menjadi sorotan adalah, penilaian secara umum bagian keuangan, kemahasiswaan, pengajaran, sistem perkuliahan secara umum, dan akses fasilitas yang mereka terima.

Dilihat dari perspektif mahasiswa ternyata sangat mencengangkan. Penilaian dari mahasiswa ini menunjukkan interpretasi bahwa dihampir pos-pos penilaian terdapat nilai D (tidak baik). Kedekatan Rektorat kepada mahasiswa menempati urutan tertinggi dengan 36 responden merasa jauh. Hal ini sengaja dilakukan survey karena apakah mahasiswa merasa dekat dan familiar terhadap Pihak rektorat itu sendiri yang notabene sebagai pemimpin dan pemegang kekuasaan di UNISBANK. Dan yang lebih ironi tidak ada mahasiswa yang merasa dekat dan familiar terhadap rektorat.

Selanjutnya nilai D kedua terdapat pada akses fasilitas bagi mahasiswa secara umum dengan 23 responden, meskipun sebanyak 49 responden merasa fasilitas yang mereka terima sudah baik. Dengan melihat secara keseluruhan diagram diatas suara terbanyak responden ada pada nilai C (biasa saja). Inilah yang sengaja kami berikan dengan memberikan nilai biasa saja, ini memiliki interpretasi yang lebih jeli, karena biasa saja diartikan mahasiswa yang ‘cuek’ atau diartikan sebagai ‘ketidak percayaan’ lagi pada materi yang diajukan. Hal inilah dibutuhkan sebuah kearifan untuk menilai, yaitu hendaknya bisa diambil segi paling ‘ekstrim’ yaitu mahasiswa sudah tidak lagi percaya dengan semua hal yang berkaitan dengan materi ini. Dan jika dilihat dengan sudut pandang nilai positifnya, diartikan bahwa mahasiswa sudah tidak merasa berkepentingan lagi atau merasa tidak peduli dengan perkembangan dinamika kampus. Ya,dari sudut mana kita menilai yang jelas kita harus perbaiki kekurangan dan kelemahan ini.

Dari uraian diatas dapat diambil sebuah benang merah bahwa tujuan utama dari merger yaitu agar tercipta sinergi yang positif ternyata belum terpenuhi dengan baik. Ternyata masih banyak mahasiswa yang mengeluhkan dan merasa tidak diuntungkan dengan keputusan merger itu. Harusnya dengan keputusan merger maka sinergi bisa tercipta, sehingga peningkatan pelayanan dan kesejahteraan bagi mahasiswa dapat terwujud. Untuk itu harus lebih ditindaklanjuti, bagaimanapun suara mahasiswa juga berpengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan kampus secara keseluruhan.

Rabu, 04 Februari 2009

UNJUK KREATIFITAS MELALUI PROGRAM PENALARAN MAHASISWA

Kreatifitas merupakan sebuah kunci untuk meraih sebuah keberhasilan dan kesuksesan suatu tujuan hidup, karena dengan bersifat kreatif hidup menjadi unik dan memiliki kontribusi nyata bagi kualitas hidup. Untuk itu sangat perlu bagi mahasiswa untuk unjuk kreatifitas melalui berbagai bidang yang disenanginya. Unjuk kreatifitas bagi mahasiswa bisa melalui berbagai bidang, mulai dari hoby, yang disalurkan melalui LK/UKM, kegiatan olah raga, kesenian dan kegiatan lain diluar kampus yang pada intinya dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan (skill) sebagai persiapan masa depan mahasiswa. Dengan kegiatan yang positif ini seorang individu akan lebih siap dan matang dalam menghadapi arus persaingan yang semakin kompetitif saat ini. Maka sangat tepat jika mahasiswa bukan hanya sibuk dengan kuliah secara akademik melulu melainkan juga terjun sebagai aktifis ataupun kegiatan yang mengasah dan menyalurkan kreatifitasnya di dunia kampus.

Dari banyaknya bidang untuk penyaluran kreatifitas bagi mahasiswa bahwasanya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) juga memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide-ide kreatif dan inovatifnya melalui program penalaran. Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi (Dikti) telah meluncurkan program pengembangan penalaran dan keilmuan untuk merangsang pertumbuhan mahasiswa dalam persiapan menjadi sarjana yang mandiri, profesional, dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Beberapa program itu antara lain adalah LKPI (Lomba Karya Tulis Produktif) dan LKTI (Lomba Karya Tulis ilmiah). Yang terikat erat dengan bidang studi mahasiswa, serta KAM (Karya Alternatif Mahasiswa) yang memberikan peluang dalam bidang kewirausahaan. Sejak tahun 2001, Dikti telah melalui sebuah program baru dalam bentuk program rintisan, yaitu Program Kreatif Mahasiswa (PKM). PKM diselenggarakan sebagai wahana untuk menumbuhkan dan mengembangkan kreatifitas, sikap ilmiah, sikap professional, sikap peduli serta peka pada masyarakat dan lingkungan dari mahasiswa.

  1. Program Kreativitas Mahasiswa

Program Kreativitas mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di bidang pengembangan penalaran dan keilmuan yang diharapkan dapat menjadi wahana pembentukan jiwa kreatif para mahasiswa dengan tetap mengacu pada etika akademik. Program ini dirintis sejak tahun 2001.

PKM dikembangan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pecerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang baik. Dalam rangka memepersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahaan, mandiri dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplentasikan kemampuan, keahlian, sikap bertaggung jawab, membangun kerjasama tim maupaun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni.

PKM meliputi lima kegiatan, yaitu PKM Peneitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi (PKMT), PKM Kewirausahaan (PKMK), PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM), dan PKM Penulisan Ilmiah (PKMI). Empat jenis PKM yang merupakan kegiatan fisik yang diusulkan untuk dibiayai (PKMP, PKMK, PKMT, PKMM) dan satu jenis yang merupakan program kegiatan penulisan ilmiah dalam bentuk pengajuan artikel hasil karya mahasiswa yang diusulkan untuk mendapatkan hadian atau insentif (PKMI). Program ini ditujukan untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Kriteria mengenai kegiatan ini, seperti materi kegiatan, strata pendidikan , jumlah anggota, dose pendamping, alokasi biaya, laporan akhir, dan luaran dari semua kegiatan dalam PKM disajikan pada.


Kriteria Program Kretivitas Mahasiswa (PKM)



  1. Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM)

Program ini sudah cukup lama diselenggarakan, namun belum banyak kalangan mahasiswa yang mengetahuinya. Terutama kalangan mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta. Prorgram ini dilakukan secara bertahap, mulai dari tingkat universitas kopertis (hanya untuk PTS), wilayah (ada 4 wilayah) hingga nasional. Di tingkat nasional, mahasiswa yang masuk dalam kategori finalis berhak mengikuti acara kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI di lingkungan istana negara. Dari setiap wilayah diambil 2 tim terbaik dari masing-masing bidang yang dilombakan. Segala fasilitas transportasi, akomodasi dan uang saku akan ditanggung oleh panitia penyelenggara dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Tetapi, mulai tahun 2006 acara itu tidak diselenggarakan tersendiri, digabungkan dengan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) yang rutin juga dilakukan setiap tahunya.

Karya tulis merupakan tulisan yang berisi ide kreatif yang disusun secara komprehensif berdasarkan data akurat (terpercaya), dianalisis secara runtut, tajam dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Karya tulis mahasiswa yang dimaksud bukan merupakan laporan hasil penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang memeberikan perlakuan pada obyek yang diminati. Adapun bidang yang dilombakan dalam LKMT meliputi 3 bidang yaitu:

1) Bidang ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2) Bidang ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

3) Bidang Penedidikan

Bidang lomba dapat diikuti oleh setiap mahasiswa dan tidak dibatasi oleh ilmu yang ditekuninya.

Jika melihat perkembangan dan iklim di kampus tercinta kita, sesungguhnya bidang kemahasiswaan telah berperan aktif dalam mendongkrak dan memotivasi mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam ajang kreatifitas ini, apalagi jika diperhatikan rewards yang akan didapatkan mahasiswa cukup besar bagi kantong mahasiswa. Tetapi, kenyataan dilapangan keikutsertaan mahasiswa dalam bidang penalaran ini masih setengah-setengah bahkan hanya karena ditunjuk dan sedikit dipaksa. Sungguh suatu ironi. Jika mahasiswa bisa lebih mengakses dan mengetahui secara lebih mendetail perihal penalaran, maka manfaatnya bukan hanya dirasakan secara financial tetapi juga pengembangan soft skill yang semakin terasah. Untuk itu buat apa lagi menunggu, segera jemput bola, cari informasi sedetailnya tentang program penalaran. Browsing di internet tentang PKM, KKTM,PKMI, atau tanyakan dibidang kemahasiswaan.

Sebagai ilustrasi saja dan pendorong semangat. Bahwasanya teman-teman kita sudah ada yang bisa ikut dalam Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) di UNISSULA yaitu teman kita Puji dkk, dan juga ada yang meraih hadiah bidang Program Kreatifitas Mahasiswa Ilmiah yaitu Asnawi. Tidak mengherankan kiranya jika sekarang kita lebih meningkatkan menyusul mereka bahkan tembus sebagai Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES). Selamat berjuang!



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More