Selamat datang di blog LPM SWASTI.

“LPM SWASTI” atau Lembaga Pers Mahasiswa Swara Universitas Stikubank yang berdiri sejak 1 Suro 1412 H merupakan wadah pembelajaran dunia jurnalistik ( Pers Mahasiswa ) yang kritis, bebas, dewasa dan bertanggungjawab yang berisi kaum intelektual muda UNISBANK ( mahasiswa ). Hal inilah yang secara naluri membentuk citra “SWASTI” sebagai Media Introspeksi, Koreksi dan Proyeksi Mahasiswa.

“BILA MULUTMU DIBUNGKAM, GUNAKAN PENAMU UNTUK BERBICARA !!!!”


Senin, 30 Maret 2009

Penampakan Lawang Sewu

Minggu, 29 Maret 2009

Secangkir Kopi Sejuta Cerita di Lawang Sewu

woooow....
Akhirnya kesampaian juga ne main ke lawang sewu Semarang yang dah terkenal angker itu....
Gedung yang semula terkenal angker tersebut ternyata rame dikunjungi anak - anak muda yang haus wisata mistis ( kok pada pasang - pasangan ya, biar romantis kali ya kl ceweknya takut trs meluk - meluk hahaha ).
Dari catatan sejarah, Lawang Sewu dibangun oleh arsitek Belanda Profesor Klinkkaner & Quendaag pada tahun 1903 dan diresmikan pengunaannya pada 1 Juli 1907. Tahun 1920 Nederlandsch Indische Spoor-weg Maatschapij (NIS), sebuah maskapai atau perusahaan kereta api pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1864 memakai gedung itu sebagai kantor pusat dan dalam perkembangannya sempat dipakai PT Kereta Api dan pernah pula dipakai sebagai kantor Dinas Perhubungan serta kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro).

Malam itu 4 pria kesatria SWASTI maju perang menuju lawang sewu bwt hunting berita horor ( ahaha lebay ). Kita sampai medan pertempuran sekitar pukul 21.45 WIB. Berangkat dari perasaan penasaran dan profesionalisme jurnalistik ( gaya doank :p ) kami memberanikan diri memasuki gedung yg dipercaya menyimpan pesona mistis tersebut.

Kejutan pertama aku alami, sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan atau bayangkan sekalipun. Ternyata di sekitar halaman lawang sewu terdapat rumah warga dan ia adalah teman salah satu rekan kita di SWASTI. Dia bernama yoppy yang kemudian bertindak sebagai pemandu, keluarganya sudah tinggal di area tersebut sejak lama. Rumahnya keren sekaligus horor, pikirku...

Perjalanan dimulai, koridor - koridor kami lalui berlima. Suasana tidak terlalu mencekam karena saat itu cukup banyak anak - anak muda yang berkeliling ditemani pemandu. Biaya masuk ke lawang sewu Rp 5000 dan kalau ingin masuk ke ruang bawah tanah biaya tambah Rp 6000 + sepatu karet, tarif tersebut sudah termasuk pemandu. Yah, tapi karena kita masuk sama si kuncen ( hehe ) jd ya gretongan alias gratis....





Lawang Sewu Tahun 1972



Suasana mulai terasa aneh saat kita menuju ke lantai atas, semakin gelap dan sepi...
Yoppy menunjukkan satu persatu tempat - tempat yang dikatakan angker, tempat - tempat yang di gunakan untuk uji nyali salah satu acara televisi yang sempat menghebohkan.
Dia menceritakan disuatu malam yang gerimis pernah terdengar suara rintihan tangis seorang wanita dari arah kamar mandi. Ia mengajak kami memasuki kamar mandi tersebut. Oh tidak!!! Pikirku sedikit ketakutan, sampai didepan pintu kamar mandi ternyata dikunci ( ahaha beruntung deh :P )

Perjalanan kita lanjutkan ke ruang bawah tanah, tempat yang sempit dan pengap, lorong - lorongnya rata - rata hanya setinggi sekitar 180 cm dan lebar 2 meter, lantai digenangi air setinggi mata kaki membuat gemercik langkah pengunjung lain di kejauhan terdengar dan menambah kesan mencekam...

Terlihat bak - bak yang etah pada jamannya di gunakan sebagai apa. Di salah satu bagian lorong diceritakan bahwa para tahanan semasa penjajahan di tahan dalam ruang yang sangat sempit dan dibiarkan sampai mati, mengerikan membayangkan menjadi pribumi masa itu...
Banyak lorong - lorong yang terlihat baru di tutup, entah menuju kemana lorong - lorong tersebut berakhir tp terdengar cerita bahwa lorong - lorong tersebut menuju ke beberapa lokasi yang sekarang digunakan sebagai SMA 1, SMP 40, RS Karyadi, dan beberapa tempat lainnya.

Setelah selesai mengelilingi ruang bawah tanah kami menuju ke bagian balkon gedung tersebut yang menghadap ke tugu muda, pemandangan malam itu benar - benar mengubah pandangan kami selama ini. Gedung yang terlihat menyeramkan ternyata menyimpan banyak keindahan yang seharusnya dapat kita nikmati bersama.

Malam itu kami menikmati secangkir kopi di halaman Lawang Sewu, terasa nostalgia abad pertengahan di Semarang, berbincang dan menyaksikan eksotika sisa - sisa peninggalan sejarah di Semarang. Sudah saatnya Anda memasukkan Lawang Sewu kedalam agenda wisata budaya di Semarang.
Ayo ramai - ramai berkunjung ke Lawang Sewu!!!!!

Sabtu, 28 Maret 2009

Semakin Berwarna

Periode 2009 sudah dimulai, mulai terlihat ne bibit - bibit baru yang akan menyokong SWASTI kelak. Pertama pusing juga kalau pers kampus ini mati sampai masa jabatanQ. Gmn g bingung?? Banyak pers kampus di luaran sana yg mulai gulung tikar. Minat para mahasiswa mulia berkurang. Dari angkatanQ aja yg tersisa cuma 4 orang.... Yah, mungkin memang hanya segelintir orang saja yang menyukai dunia jurnalis.... Apalagi jurnalis kampus gini, nggak ada tunjangannya malah kita kesana - kesini swadaya, maklum dana yang diberikan lembaga terlalu kecil buntutnya kita pake uang pribadi. Tapi semua setimpal dengan pengalaman dan kesenangan kita semua......

Kemarin waktu rapat redaksi ada sesuatu yang menarik. Waktu kita lg bahas mengenai keangkeran kampus eh salah satu crew yang bernama Alfonsa ngasi tau kalau ada lantai 13 di kampus ini... Gila!!!! Bukannya cuma ada sampai lantai 9 tu?? Di lift cm ada sampai angka 9, 13 ma g ada....
Setelah saling debat akhirnya kita semua mutusin buat menuju lantai 13, udah magrib tuh.. malai gelap apalagi kampus kami terkenal horror...
Si Alfonsa yang bertindak sebagai pemandu malah pergi, katanya mau ngajak temennya. Salah satu crew SWASTI juga sih tp dia ada acara di masjid kampus...
Sisa rombongan naik ke lantai 9 sebagai transit tertinggi sebelum ke lantai 13..
Alfonsa menyusul dan ternyata tmnnya tu g bisa ikut soalnya blm kelar tu acara.
Disudut ruangan lantai 9 ternyata memang ada tangga buat naik keatas, gila g nyadar aq kalau ada tu tempat.. Satu persatu anak tangga kita lewati, lantai 10 ternyata ruang mesin lift, lantai 11 - 12 g tau tu tempat apa, cm ruang bersekat kaca... Aku iseng buat ngitung jumlah tmn" yang ikut, takutnya ada yg ketinggalan 1 gt. hehehe
Hwaaaaaaaaaaaah!!!!
Kaget aku, ternyata kita berjumlah 13 orang!
Tambah horror aja ne jalan - jalan magribnya..
DoooooooR!!!!! Sampai deh ke lantai 13....
Gelap, berantakan..... Ada satu pintu di sudut ruang itu.. Kami melihat sekeliling, ada salah satu bagian kaca jendela yang pecah. Terlihat langit malam dari kaca itu.
Kami memutuskan keluar ke balkon lewat kaca yang pecah tersebut..
Waaaaaaaaaaaaaaaaah terlihat suasana malam daerah sampangan...
Eh kita yang tadinya takut malah jd seneng.
Foto - foto disana.. Ada temenku yang sok misterius, motret - motret sambil rekam suasana. Mo cari penampakan katanya, hahaha ada beneran baru tau rasa
:P

Setelah puas diatas bangunan yang ternyata merupakan atap / loteng tersebut akhirnya kita turun.
Perjalanan hari itu cukup, semua crew kembali keperaduaannya....
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya...
Lawang Sewu menanti.....
SEMANGAT teman - teman......

SWASTI edisi XVI


Alhamdulillah perjalanan panjang dari penentuan tema, hunting berita, rapat - rapat, sampai proses pembagian majalah SWASTI edisi XVI sudah terlalui. Rabu, 25 Maret 2009 kita launching di 2 kampus UNISBANK di mulai dari kampus Kendeng lalu ke kampus Mugas. Sempat molor dari deadline yang sudah direncanakan. Banyak faktor yang menjadi penyebab, mulai dari dana, kalender akademik yang bentur, sampai masalah semangat yang mulai meredup. Haha, namanya juga pers kampus, kerja nggak di bayar, telat launching jg di tanya sana sini..... Tapi kami telah melaluinya.
Semangat buat anak - anak SWASTI !!!!!
Formasi baru
Semangat baru!!!!!
Program kerja berikutnya Bulletin
Mengangkat tema "Free Sex"
SUKSES !!!!!!!!!!!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More