Selasa, 02 Juni 2009

Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) SWASTI

Swasti sebagai Lembaga Penerbitan membutuhkan manajemen layaknya organisasi lain. Dibanding dengan organisasi lain, organisasi penerbitan mempunyai manajemen yang khas. Fungsi manajemen meliputi Planning (perencanaa.n), Organizing (pengorganisasian), Actuatung (penggerakan), dan Controlling (pengawasan).
Demikian juga dalam dunia pers, manajemen ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengevaluasian atas proses produksi pers situ sendiri. Cuma yang membedakan dengan organisasi lain, ada dua aspek yang secara bersama-sama harus berjalan. Pertama, out put redaksional yang berupa isi, format, ragam dan karakteristik isi berita, dll (produk media) yang pada dasarnya akan dipengaruhi oleh visi, misi dan filosofi per situ sendiri. Kedua, berupa aktivitas survival, yaitu proses menjaga keberlangsungan hidup kegiatan institusi pers yang bersangkutan.
Nah, untuk itu dibutuhkan perangkat lembaga yang berupa struktur, diantaranya sebagai berikut:


Pemimpin Umum (PU)
Ibarat presiden, PU adalah pimpinan puncak organisasi penerbitan. Memimpin dan memanage seluruh jalannya organisasi dan mengambil kebijakan umum dalam institusi yang bersangkutan. Seluruh jalannya organisasi berada di bawah tanggung jawabnya. PU membawahi seluruh komponen dalam organisasi.

Sekretaris
Udah tahu kan tugasnya sekretaris?

Pemimpin Redaksi (Pemred)
Selain menentukan segala kebijakan mengenai isi media, Pemred juga bertanggung jawab terhadap semua isi media. Adi wajar saja jika Pemred-lah yang akan dikejar-kejar oleh masyarakat mengenai berita yang dimuat. Karenanya seorang Pemred harus memelihara hubungan baik dengan kru, narasumber, maupun masyarakat umum.
Titah Pemred merupakan kewajiban bagi seluruh kru redaksi. Pemred juga berhak memberikan reward and punishmen (penghargaan dan hukuman) pada divisi redaksi.

Redaktur Pelaksana
Dalam bahasa yang lebih keren, Redpel sering disebut Managing Editor. Dia bertugas mengelola system kerja harian redaksi. Dalam beberapa hal, Redpel bertugas pula sebagai Public Relation (Humas) dan juru bicara redaksi.

Reporter (Wartawan)

Reporter (wartawan) adalah tulang punggung sebuah media, entah koran, majalah, tabloid, radio dan televise atau bahkan bulletin dan news letter. Sebagaimana namanya, reporter bertugas melaporkan (to report) peristiwa dalam bentuk tulisan dan foto.
Reporter menerima penugasan dari redaktur berupa outline (draf) dalam bentuk tertulis. Ia kemudian turun ke lapangan untuk melakukan liputan, wawancara dan pemotretan untuk selanjutnya menuliskannya dan menyerahkan naskah laporan kepada redaktur.

Artistik (Lay Out)
Bertugas mendesign (tata letak & artistik) hasil berita sebelum masuk percetakan. Redaktur harus selalu berkonsultasi dengan redaktur agar hasilnya sesuai yang dimaksud redaksi.

Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) / Redaktur Senior
Bertugas melakukan pengkajian untuk pengembangan organisasi/lembaga. Biasanya dijabat oleh senior-senior dalam lembaga penerbitan. Dalam pers kampus biasanya Litbang juga mengurusi pengkaderan, dan pelatihan serta menjadi contributor dan penasihat setiap edisi penerbitan.

Lantas Bagaimana Sistem Kerja Redaksi?
Sistem kerja redaksi sebuah media terdiri atas tiga tahap, yaitu Fase Pra-Produksi, Fase Produksi, dan Fase Pasca-Produksi.

1. Pra-Produksi
Fase ini dilakukan dengan Rapat Perencanaan Produksi atau biasa disebut Rapat Redaksi. Rapat dihadiri seluruh crew. Dalam rapat redaksi pemred bertugas memimpin rapat untuk menentukan arah dan tema tiap edisi kemudian tiap redaktur diminta memaparkan ide tema, setelah usulan dicatat, semua harus berdebat dan berargumentasi mempertahankan kelayakan usulan tema masing-masing.
Setelah tema diputuskan, hunting segera dimulai.

2. Produksi
Fase ini dimulai sejak rapat redaksi selesai hingga deadline, yaitu waktu ketika seluruh kru harus menyelesaikan tugas untuk setiap edisi. Deadline merupakan batas waktu terakhir yang terdiri dari dua jenis, yaitu deadline redaktur dan deadline produksi.
Deadline redaktur adalah tenggang waktu terakhir yang ditetapkan tiap-tiap redaktur bagi para reporter atau penulis luar untuk menyerahkan naskah masing-masing. Sedangkan deadline produksi adalah batas akhir pengerjaan semua materi dari redaktur ke lay outer untuk di lay out sebelum masuk percetakan.

3. Pasca-Produksi
Fase pasca-produksi berjalan sejak naik cetak hingga produksi media sudah jadi dalam bentuk cetakan. Sebelum naskah naik cetak seluruh kru redaksi harus mengecek kebenaran isi semua materi. Bila masih terdapat kesalahan, redaksi menarik kembali untuk di koreksi.
Fase ini diakhiri dengan Rapat Evaluasi. Rapat ini mengagendakan ulasan dan kritik terhadap kualitas isi edisi yang bersangkutan, disamping juga kualitas fisik produk media. Disamping itu evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja redaksi dan seluruh pengelola. Rapat evaluasi biasanya dilakukan bersamaan dengan rapat perencanaan edisi berikutnya.

…belajar manajemen media itu kayak belajar renang, nggak akan pernah bisa kalau terus ngomongin teori. Do it!!!!” (Achmad Rifki, SE)


Halaman i, ii merupakan tulisan Achmad Rifki, SE. Disampaikan pada Workshop Jurnalistik Swasti tanggal 9 Desember 2005, penulis adalah Mantan PU Swasti.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More